Disini kami akan membahas mengenai pengertian setan,
karena bias jadi masih banyak orang yang belum terlalu mengerti arti dari kata
setan sesungguhnya. Berikut merupakan ulasan singkat mengenai pengertian setan.
Didalam kamus besar Indonesia
kata setan selain memiliki arti roh jahat yang selalu menggoda manusia untuk
berperilaku jahat, memiliki arti juga memarahi atau orang yang sangat buruk
perangainya.
Bahkan manusia tidak harus
merujuk ke kamus apapun, karena baik manusia mana pun di negara mana pun pasti
sepakat bahwasanya kata setan merupakan sebuah kata sakral yang merujuk kepada
keburukan. Seakan-akan setan merupakan sesuatu yang bersifat indrawi dan nyata,
bukan bersifat imajinatif dan abstrak.
Pengertian tersebut merupakan
pengertian yang hampir seluruh manusia sepakat bahwasanya setan merupakan
sebuah sumber dari segala sifat keburukan dan kejahatan. Selain pengertian yang
disepakati, ada pula pengertian yang memiliki perdebatan didalamnya.
Sebagian manusia berpendapat
bahwasanya kata setan atau syaithan yang diambil dari bahasa Arab
berasal dari bahasa Ibrani yang berartikan lawan atau musuh. Alasannya, karena
agama Yahudi merupakan agama yang lebih tua dibandingkan agama Kristen dan Islam.
Tapi pendapat seperti diatas
dibantah keras oleh ‘Abbas Mahmud al-‘Aqqad dengan tulisan beliau didalam
kitabnya yang berjudul Iblis : “Sesungguhnya itu tidak dapat dibuktikan
karena orang-orang yahudi baru menggunakan kata setan dalam arti kejahatan
setelah berhijrah ke Babel (Babel pada zaman dahulu merupakan kota terbesar di
daerah timur. Masa keemasannya sekitar 1000 tahun sebelum masehi sedang bekas
reruntuhannya dapat ditemukan di sekitar sungai Erufat arah timur Bagdad, Irak),
sedangkan semua orang tahu bahwa jalur Babel bukanlah jalur yang tertutup bagi
bangsa-bangsa semit selain Yahudi.
Para ulama besar Mesir tetap
berpegang teguh bahwasanya kata setan berasal dari bahasa Arab asli yang sudah
sangat tua, bahkan kemungkinan lebih tua dari bahasa lainnya yang ada di dunia
ini. Buktinya adalah sebagian bahasa arab setan yang dapat dibentuk sedemikian
rupa seperti Syathatha (شطط), Syatha (شاط), Syawartha (شوط), Syathana (شطن) yang mengandung arti jauh, sesat, berkobar, terbakar dan
ekstrem.
Jika dilihat dari segi makna, pakar bahasa al-Jauhari
(w. 1005) mengambil kesimpulan bahwasanya segala sesuatu yang menunjukkan
kepada keburukan atau kekejian baik berupa manusia atau pun jin maka dapat
dikatakan sebagai setan.
Maka ada benarnya apa yang telah dituliskan penulis
diatas bahwasanya kata setan seakan bersifat indrawi dan nyata, bukan
bersifat imajinatif dan abstrak. Hal ini
terkolerasikan dengan pernyataan al-Jauhari. Maka dari pada itu, manusia bisa menjadi
setan walau manusia bersifat indrawi dan nyata asal mereka berperilaku buruk
dan menunjukkan sesuatu yang keji.
Bagi yang belum percaya maka kami akan berikan contoh,
bukankah al-Quran menamain setan bagi ular sebagaimana firman-Nya ketika
menjelaskan satu pohon neraka :
طلعها
كأنه رؤوس الشياطين
“Mayangnya seperti kepala setan-setan” (ash-Shaffat {37})
Ath-Thabari (w.933) dalam tafsirnya menyatakan : “ini
merupakan pernyataan yang buruk, seperti setan. Atau (mayangnya) diperumpamakan
dengan ular yang dikenal oleh masyarakat arab sebagai nama Syaithan. Jenis
ular ini berbau busuk dan berwajah buruk. Atau, kata setan dalam ayat ini
adalah tumbuhan yang dikenal dengan ru’us asy-syayathin.
Disini kami berwasiat kepada para pembaca, lebih
khususnya kepada diri penulis sendiri, berperilakulah yang baik dan tinggalkanlah
perkara buruk karena manusia yang berperangai buruk akan sama derajatnya dengan
setan. Berhati-hatilah kepada teman karena bias jadi salah satu teman kita
merupakan tentara-tentara iblis yang dibuat untuk mempermudah urusan mereka.
1 komentar:
apa benar seperti itu?
Posting Komentar